Selasa, 13 September 2011

MENGUNJUNGI ADULT LEARNING CENTER DI AGRA

Kalo berbicara masalah melek aksara, kita bisa belajar banyak pada Uttar Pradesh. Bayangkan, angka melek aksara di kota ini naik 12,02% dari tahun 1951 menjadi 69,72% di tahun 2011. Lonjakan itu menunjukan pencapaian hingga lima kali lipat. Luar biasa bukan?

Perkembangan angka melek aksara untuk para pria di Uttar Pradesh dan juga perempuan menunjukkan perkembangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan persentasi tingkat nasional. Sementara itu, khusus untuk kota Agra, angka melek aksara berdasarkan sensus tahun 2011 adalah 69,44%. Angka ini lebih rendah 0,28% dari total 69,72 % untuk seluruh Uttar Pradesh.

Dalam kurun waktu 2001-2011 angka melek aksara di Agra naik menjadi 68,84%. Berdasarkan sensus Agra 2011, angka melek aksara pria adalah 78.32% dan perempuan 59.16%. Ini berkat sebuah gerakan yang bernama Gerakan Nasional India Literate India atau dikenal dengan Saakshar Bharat Mission, dimana gerakan ini didukung oleh seluruh lapisan masyarakat dan pemerintahan. Begitu pedulinya pemerintah sampai-sampi terus mendirikan Literacy Center di berbagai wilayah. Di Literacy Center ini terdaftar sekitar 8,31,447 warga belajar.

Untuk menyaksikan langsung kondisi ajar-mengajar, kami mengunjungi dua buah Literacy center. Lokasi pertama sangat dekat dengan Taj Mahal, yaitu kurang lebih 2 KM dari Taj Mahal. Kalo melihat Literacy Center di lokasi ini sangat jelas memperlihatkan kondisi yang bertolak belakang dengan kemegahan Taj mahal. Di lokasi tersebut kami mengunjungi pameran dan berbincang sejenak dengan para perempuan yang tergabung dalam Learning center Jan Shikshan Sansthan, Agra.




Di Literacy Center ini aktivitas yang dilakukan dalam kaitan pendidikan keasaraan perempuan adalah membuat baju, mendesign atau membuat pola, serta merenda. Kami berkesempatan melihat pameran hasil belajar yang hampir serupa dengan kegiatan di Pusat Kegiatan belajar Masyarakat di Indonesia.

Sehubungan dengan kendala bahasa, dimana para peserta belajar hanya mengerti bahasa Hindi, Menteri Perempuan Pakistan yang berkesempatan memberi pengarahan dan tanya jawab dengan peserta belajar. Delegasi menyimak tanpa mengerti artinya, karena tidak ada translator. Selain kendala bahasa, kebetulan ruangan yang sangat sempit, sekitar 4 x4 m, maka hanya sebagian anggota delegasi yang dapat masuk ke dalam ruangan belajar.

Pada pameran kerajinan ditampilkan hasil karya mereka berupa kain sari yang diberi hiasan bordir dan payet, gelang, anting-anting dan kalung, gantungan hiasan untuk mobil dan untuk kunci, dompet dihias payet dan bordir. Juga dipajang buku untuk model pola pakaian anak dan pola kerajinan tangan lain. Tampak pada gambar Ibu Ella melihat koleksi gantungan di lokasi pameran. Kurang dari 100 items yang dipajang.




Melanjutkan perjalanan, kami diajak mengunjungi Literacy Center yang kedua, yang berlokasi di sebuah sekolah dasar Formal. Literacy Center ini menyediakan satu ruangan khusus untuk kegiatan adult education. Dengan para tutor dari sekolah yang sama, kegiatan belajar berlangsung bersamaan dengan waktu belajar siswa sekolah di ruangan terpisah. Kegiatan berupa kegiatan membaca menulis dan berhitung.
Saat kami datang, kami dihibur oleh anak-anak siswa sekolah dasar tersebut dan diajak menari bersama. Kami juga menyaksikan warga belajar diuji membaca oleh slah seorang tamu dari pakistan.

Selama 25 menit kami mengunjungi Literacy Center yang kedua. Setelah itu rombongan kembali ke New Delhi untuk bersiap pulang ke negara masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.