Konfrensi ini luar biasa, super insiratif. Menjadi melek aksara bukan semata-mata mampu menbaca, tetapi merupakan akar peradaban.
Tau gak? Melek aksara bukan sekadar mampu membaca. Saya dianggap buta aksara apabila ketinggalan kemajuan teknologi alias gaptek. Makna buta aksara sangat luas. Saya dianggap buta aksara jika tidak bisa membaca tulisan Hindi.
Anda pun juga dianggap buta aksara apabila ada tulisan DILARANG MEROKOK di dekat Anda, tetapi Anda tetap saja merokok. Itu namanya buta aksara fungsional, karena tidak mampu memfungsikan (memaknai) arti tulisan tersebut. Moga-moga Anda tidak menjadi bagian buta aksara fungsional ya?
India masih memegang rekor tertinggi buta aksara, karena jumlah penduduk negara ini mencapai 1,2 juta jiwa. Mereka membuat program "Saakhar Bharat" yang artinya "literate India". Gerakan secara nasional dan didukung seluruh elemen ini kompak dan gencar sekali.
Bendera Indonesia ada di antara kelompok E-9 Country. Negara-negara dengan jumlah angka buta aksara tertinggi. Kita harus mengubah ini. Indonesia telah mampu membuat banyak perkembangan hebat dalam hal mengentaskan buta aksara.

Direktur Dikmas Kemdiknas ibu Ella Yulaelawati, Phd yang menemani saya berangkat ke India, sedang membantu TKI yang kesulitan mengisi formulir keimigrasian. Ini bagian dari masalah keaksaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.